Langsung ke konten utama

Logika 1: Pengantar Logika Secara Umum


fahruddin faiz

LOGIKA
Oleh Fahruddin Faiz

Otak manusia yang diciptakan Tuhan ini beroperasi berpikir, berakal, berpendapat. Apa yang kamu perbuat berdasarkan apa yang kamu pikirkan. Akal pikiran di dalamnya ada logika-logika. Namun sebelum jauh melangkah ke depan, tentunya kita pahami dulu apa itu logika secara radikal atau mendalam? Bagaimana saja beroperasinya logika? Apakah semakin maju suatu peradaban semakin baik juga logika yang dipakainya? Ada kata logis dan tidak logis. Dulu sekali, Hypatia adalah wanita yang paling waras logikanya, tetapi dia dituduh sebagai penyihir karena logika masyarakat di saat itu tidak mampu memahami pikiran Hypatia dengan logis. Akhirnya akal masyarakat saat itu menghukum mati Hypatia. Alangkah malangnya si filosof Cantik itu.

Baiklah, mari kita mulai dengan pengertian. Apa itu logika?

Logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin: logica scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur.

Tujuan dan Fungsi dari logika itu sendiri adalah: cara untuk mengambil kesimpulan, Suatu alat untuk berpikir, Suatu teknik menyusun argumen, Suatu metode untuk mengemukakan pendapat secara masuk akal, Suatu cara mematuhi aturan-aturan hukum berpikir.

Macam-Macam Logika. Sampai saat ini perkembangan ilmu logika semakin mencerahkan, ada dua macam logika

Logika alamiah

Logika alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Kemampuan logika alamiah manusia ada sejak lahir.

Logika ilmiah

Logika ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan azas-azas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Berkat pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah dan lebih aman. Logika ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau, paling tidak, mengurangi.

Logika juga memiliki hukum dasarnya, jadi tidak sembarangan menggunakan logika jika ingin memahami suatu kebenaran. apa saja dasar hukumnya? Berikut adalah pendapat dari para ahli (Aristoteles, Leibniz, dan J.S. Mill).

PRINSIP IDENTITAS (Principium Identitatis/Law of Identity)
PRINSIP KONTRADIKSI (Principium Contradictionis/Law of Contradiction)
PRINSIP TIADA JALAN TENGAH (Principium Exclusi Tertii/Law of Excluded Middle)
PRINSIP CUKUP ALASAN (Principium Rationis Sufficientis/Law of Sufficinet Reason)

Pembahasan selanjutnya adalah berikut ini:

  • Silogisme (3 proposisi)
  • Silogisme Biasa
  • Hukum-hukum Silogisme
  • Mode Logika: Deduksi
  • Modus Ponens
  • Modus Tollens
  • Hypothetical Syllogism
  • Disjunctive Syllogism
  • Mode Induksi
  • Mode Abduksi
  • Mode Generalisasi
  • Mode Kausalitas
  • Mode Analogi
  • Mode Kewibawaan atau Otoritas



Untuk Download Filenya silahkan klik tanda panah ke bawah (keterangan Unduh)



Lebih lanjut memahami Ilmu Logika, lihat video di bawah ini



Komentar

  1. gak bisa di download. ad-fly di suspend, mohon diperbaiki. terimakasih

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Download File Ngaji Filsafat Dr. Fahruddin Faiz

Ngaji Filsafat Dr. Fahruddin Faiz, M.Ag Channel YouTube:  Media Koenjti https://www.youtube.com/c/miftahkoentji Caranya: 1. tekan tombol Ctrl dan klik setiap judul yang ada di bawah ini 2. selanjutnya akan mengarah ke browser pada /pc anda 3. klik download untuk mendapatkan file WinRar 4. jika ada password-nya ialah: “ mediakoentji ” Pengantar Filsafat Pengenalan Epistemologi Epistemologi Teori Kebenaran Skeptisisme Common Sense Epistemologi Sosial Logika Logika II Logika III Hermeneutika Hermeneutika II Ontologi Materialisme Materialisme Historis Idealisme Dualisme Idealisme II Pluralisme Etika Sistem-sistem Etika Egoisme-Altruisme Etika Nikomanea Aristoteles Religious Ethic Ghazali Etika Situasi Dasar-dasar Estetika Teori-teori Estetika Estetika dan Agama Romantisisme Romantisisme II Eksistensialisme Søren Kierkegaard Eksistensialisme Friedrich Nietzsche Eksistensialisme Jean Paul Sartre (No Record) Eksistensi...

Logika 2: Kesalahan-Kesalahan Logika (Logical Fallacy)

Logika 2: Kesalahan-Kesalahan Logika (Logical Fallacy) Oleh: Fahruddin Faiz Sering kali kita terpukau oleh opini seseorang yang mengungkapkan pendapatnya dengan semangat. Dengan mengutip tokoh-tokoh besar seperti ilmuan, publik figur dan seterusnya. Tapi apakah omongannya selalu benar secara logika? Cek slide di bawah ini tentang kesalahan-kesalahan logika dalam setiap mode berpikir. Ada dua jenis pelaku atau golongan dalam sejarah Yunani kuno yang sengaja atau tidak sengaja melakukan kesalahan berlogika. Pertama adalah golongan sofis yaitu golongan yang secara sengaja melakukan kesalahan dalam berfikir, dengan tujuan untuk mengubah opini demi mencapai tujuan tertentu di luar kebenaran. kedua, Golongan Paralogi yaitu golongan yang melakukan kesalahan berpikir namun tidak menyadari kekeliruan dan akibat dari pemikirannya karena selalu menganggap dirinya benar. Berikut adalah contoh-contoh pernyataan yang salah dalam mengambil kesimpulan; Mengingkari anta...

Filsafat Islam: Al-Farabi sebagai Guru Kedua

Oleh Dr. Fahruddin Faiz Al-Farabi nama aslinya adalah Abu Nasir Muhammad Ibn Muhammad Ibn Tarkhan Ibn Uzalah al-Farabi. Dikenal juga sebagai Alpharabius, Al-Farabi atau Farabi atau Abenasir. Al-Farabi adalah Ilmuan, cendekiawan Muslim dan juga Filosof Islam dari Farab, Kazakhstan. Al-Farabi hidup pada tahun 870 sampai 950, usianya genap 80 tahun. Al-Farabi juga dikenal sebagai guru kedua setelah Aristoteles, karena kepandaiannya dalam memahami karya-karya filsafat Aristoteles yang dikenal sebagai guru pertama dalam ilmu filsafat. Al-Farabi hidup pada masa kekhalifahan Dinasti Abbasyiah yang monarki. Al-Farabi lahir di masa kekhalifahan Mu’tamid (869-892 M) dan meninggal pada masa kekhalifahan Al-Muthi (946-974 M). Kondisi politik saat itu tidak stabil hal inilah juga disebut periode paling kacau, namun tidak mematahkan Al-Farabi untuk melanjutkan pengembaraan dalam pencarian ilmunya. Dari Turki ke Bagdad, kemudian ke Syria, kemudian berakhir di Damaskus. Kepakaran Al...