
FILSAFAT CINTA DALAM JALALUDDIN RUMI
Oleh: Dr. Fahruddin Faiz
Membicarakan cinta tidak akan ada habisnya, walau zaman telah berubah, waktu telah menjauh ke depan. Cinta memang akan selalu indah pada setiap orang yang sedang dirundung cinta. Cinta itu memiliki nilai universal, aritnya siapa pun di belahan bumi ini akan mengakui cinta itu indah, sebagaimana semua orang menerima kebenaran satu ditambah satu sama dengan dua. Namun, cinta yang abadi itu seperti apa? Cinta yang memiliki nilai transendental – nilai ketuhanan. Dr. Fahruddin Faiz kali ini membahas Filsafat Cinta dalam sudut pandang Syekh Jalaluddin Rumi sang ulama sufi besar dengan karya-karya atau bait-bait cintanya kepada Allah Swt.
Syekh Jalaluddin Rumi senang sekali ketika ia akan menemui ajalnya, sampai-sampai muridnya yang menangisi jika sang guru akan pergi meninggal dunia dimarahi Rumi. “kenapa kalian menangisi aku yang akan bertemu dengan kekasih sejatiku?”, “ayo menarilah kalian, bergembiralah, tabuh dan berdendang karena aku akan menemui kekasih sejatiku”. Rumi memerintahkan muridnya karena Rumi merasa seperti hajatan menikah dengan kekasihnya. Hal ini juga kemudian, kalau-kalau ada orang yang bermimpi menikah dengan seseorang, ditafsirkan bahwa orang yang mimpi tersebut akan meninggal.
MANUSIA SEBAGAI MIKROKOSMOS
- Rumi berpendapat bahwa manusia adalah mikrokosmos (‘alam saghir, jagat cilik) yang mampu menyerap makrokosmos (‘alam kabir, jagat besar) di dalam bingkainya yang kecil.
- Ada ratusan dunia tak terlihat di dalam diri manusia, sehingga seorang penyair tidak patut mencari keindahan di luar jati dirinya. Kata Rumi, “Kau sendiri adalah (seluruh) masyarakat, kau satu dan ratusan ribu jumlahnya.”
- Intelek manusia mampu menerangkan rahasia ini sampai sedalam-dalamnya bila digosok oleh cinta. Para ahli makrifat, para wali, yang merupakan “intelek dari intelek” akan mampu menerangkan rahasia ini pada seorang pencari.
Jangan kau seperti Iblis, Hanya melihat air dan lumpur ketika memandang adam. Lihatlah di balik lumpur, Beratus-ratus ribu taman yang indah!
CINTA dan MAKNANYA
- Cinta bagi Rumi memiliki arti sebagai “Perasaan Universal”, “Sebuah ruh persatuan dengan alam semesta”.
- Cinta adalah pemulihan terhadap kesombongan yang melekat dalam diri manusia, tabib segala kelemahan dan dukacita.
- Cinta juga adalah kekuatan yang menggerakkan perputaran dunia dan alam semesta.
- Cinta yang memberikan makna bagi kehidupan dan keberadaan kita.
- Makin seseorang mencintai, makin larutlah ia terserap dalam tujuan-tujuan ilahiyah kehidupan. Dalam tujuan-tujuan ilahiyah penciptaan inilah manusia memperoleh makna yang sebenarnya dari kehidupannya di dunia dan itu pulalah yang memberinya kebahagiaan rohaniah yang tidak terkira nilainya.
- Bentuk apa saja yang diekspresikan oleh cinta adalah baik, karena cinta hanya akan memilih ekspresi terbaik.
- Cinta berbeda dari perasaan suka dan duka. Ia tidak menuntut pahala, tak memedulikan hukuman dan neraka, seperti tampak dalam doa-doa Rabi’ah al-Adawiyah yang begitu indah.
- Cinta meninggikan/ mentransendensikan intelek. Sebab kita tidak hidup untuk berpikir, tetapi kita berpikir untuk hidup.
Baca File PDF di bawah ini lebih lengkapnya
Komentar
Posting Komentar