Langsung ke konten utama

#3 Inti Ajaran Ponokawan Semar


Oleh Dr. Fahruddin Faiz

Ada baiknya Anda mengenal terlebih dahulu siapa tokoh ini. Nama panjangnya adalah Dang Hyang Semar. Pemaknaan dari nama tersebut adalah sebagai berikut: Dang adalah gelar untuk memuliakan dewa atau leluhur. Dang juga sekata dengan Sang-, Ra-, menjadi kata Sanghyang atau Rahyang. Kata ke dua adalah Hyang, ini memiliki makna spiritualitas. Searti kata dengan kata Kahyangan, Parahyangan, Di Hyang atau biasa diucapkan Dieng, dan juga Sembahyang. Ada juga sebutan untuk Semar ialah Resi Agastya, ada juga disebut dengan Ponokawan Semar. Pono artinya adalah memiliki visi yang jernih.

Filosofi nama Semar adalah Samar, Maya dan Ismaya. Nama ini adalah sebuah deskripsi sikap dan karakter orang Jawa. Semar atau samar adalah ketiadaan, maksudnya bahwa di dunia ini siapa saja yang menyelami alam kesamaran, menyelami ke alam maya dalam arti transendental maka ia akan menemui alam kesejatian. Jadi, semar adalah bukan manusia biasa, ia adalah manusia langit yang turun ke bumi untuk selalu membenarkan kebathilan-kebathilan di masyarakat. Dalam perwayangan, nama tersebut relevan dengan peran dan fungsi Semar, ia selalu memprotes keputusan-keputusan penguasa yang sewenang-wenang.

#3 inti ajaran Semar

OJO DUMEH yang maksudnya “Jangan Mentang Mentang” adalah suatuperingatan agar manusia tidak larut dengan apa yang di miliki atau di jalaninya, sehingga cendrung menjalani keputusan hidup yang negatif.

ELING adalah Ingat dalam kaitan Menembah kepada Tuhan. Ingat akan karuniaNya, NikmatNya , selalu ingat akan kesalahan kita kepada Tuhan, pelanggaran yang kita lakukan dan meminta ampunan kepada Nya. Dengan demikian akan lahirlah Budi perkerti yang luhur.

WASPODO adalah bentuk ke hati-hatian manusia dalam menjalankan hidup dan teliti. Berhati-hati dalam semua sikap dan tingkah laku.

Ojo Dumeh, Eling lan Waspodo merupakan satu kesatuan yang dipahami secara utuh, sehingga manusia di harapkan menjadi Pasrah dan Yakin Kepada Kekuasaan Tuhan serta menjadi bijaksana, sederhana dan hati hati. Manusia menjadi “Bisa Merasa.” Bukan ”Merasa Bisa.”

#3 Sikap Mental Ajaran Semar

Tadah: Tadah itu berarti kita tak meminta apapun. Doa kita tak lain  berisi terima kasih. Doa kita Cuma mensyukuri apapun. Apapun saja yang sudah kita capai.

Pradah: Pradah, berarti ikhlas memberikan apapun yang jadi potensi kita buat sesama, baik itu ilmu, tenaga, pikiran, ataupun harta.


Ora Wegah: Ora Wegah, artinya tidak pilih-pilih. Entah itu pekerjaan besar ataupun pekerjaan kecil.

Disari: Bang Koentji

Lebih lanjut Filsafat di bawah ini:





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Download File Ngaji Filsafat Dr. Fahruddin Faiz

Ngaji Filsafat Dr. Fahruddin Faiz, M.Ag Channel YouTube:  Media Koenjti https://www.youtube.com/c/miftahkoentji Caranya: 1. tekan tombol Ctrl dan klik setiap judul yang ada di bawah ini 2. selanjutnya akan mengarah ke browser pada /pc anda 3. klik download untuk mendapatkan file WinRar 4. jika ada password-nya ialah: “ mediakoentji ” Pengantar Filsafat Pengenalan Epistemologi Epistemologi Teori Kebenaran Skeptisisme Common Sense Epistemologi Sosial Logika Logika II Logika III Hermeneutika Hermeneutika II Ontologi Materialisme Materialisme Historis Idealisme Dualisme Idealisme II Pluralisme Etika Sistem-sistem Etika Egoisme-Altruisme Etika Nikomanea Aristoteles Religious Ethic Ghazali Etika Situasi Dasar-dasar Estetika Teori-teori Estetika Estetika dan Agama Romantisisme Romantisisme II Eksistensialisme Søren Kierkegaard Eksistensialisme Friedrich Nietzsche Eksistensialisme Jean Paul Sartre (No Record) Eksistensialis

Free Download Kitab-Kitab Ulama Nusantara

KH. Hasyim Asy'ari PDF FREE DOWNLOAD Koleksi Kitab-kitab Ulama Haramain dan Nusantara KH. Hasyim Asy’ari: Pengabdian Seorang Kyai untuk Negeri Siyar wa Tarajim Imta’u Fudlala Nastr al-Jawahir al-A’lam Zirikli Rihlah Ibnu Batutah Faidl Malik Wahhab A’lam al-Makkiyin dan puluhan kitab lainnya UNDUHFILE-NYA DI SINI

Falsafah Hidup: Filsafat Pernikahan

FILSAFAT PERNIKAHAN Disarikan dari Ngaji Filsafat yang diampu oleh Dr. Fahruddin Faiz, M.Ag. Rabu, 31 Juli 2019. Fahruddin Faiz malam ini membahas tema terakhir dari tema Falsafah Kehidupan, yaitu filsafat pernikahan. Di awal membahas bagaimana Islam memberikan status hukum tentang pernikahan atau nikah. Ada lima madzhab yang masyhur atau terkenal memberikan status hukum tentang nikah yaitu: Wajib. Wajib bagi setiap muslim untuk menikah, hukum ini menurut Daud Adz-Dzahiri. Sunnah, bahwa menikah itu sunnah artinya boleh dan mendapat pahala atau ganjaran. Hal ini menurut tiga madzhab yaitu, maliki, Hambali, Hanafi. Mubah. Bahwa menikah itu hukumnya mubah atau boleh saja, sama seperti hukum makan dan minum. Maka jangan heran jika ada beberapa ulama atau ilmuan memilih tidak menikah karena fokus belajar dan menikmati proses mendapatkan ilmu. Dalam kondisi tertentu hukum menikah itu makruh, seperti seseorang yang tidak tahan untuk menyalurkan hubungan biolo