Oleh Dr. Fahruddin Faiz
Ada baiknya Anda mengenal terlebih dahulu siapa tokoh ini. Nama panjangnya adalah Dang Hyang Semar. Pemaknaan dari nama tersebut adalah sebagai berikut: Dang adalah gelar untuk memuliakan dewa atau leluhur. Dang juga sekata dengan Sang-, Ra-, menjadi kata Sanghyang atau Rahyang. Kata ke dua adalah Hyang, ini memiliki makna spiritualitas. Searti kata dengan kata Kahyangan, Parahyangan, Di Hyang atau biasa diucapkan Dieng, dan juga Sembahyang. Ada juga sebutan untuk Semar ialah Resi Agastya, ada juga disebut dengan Ponokawan Semar. Pono artinya adalah memiliki visi yang jernih.
Filosofi nama Semar adalah Samar, Maya dan Ismaya. Nama ini adalah sebuah deskripsi sikap dan karakter orang Jawa. Semar atau samar adalah ketiadaan, maksudnya bahwa di dunia ini siapa saja yang menyelami alam kesamaran, menyelami ke alam maya dalam arti transendental maka ia akan menemui alam kesejatian. Jadi, semar adalah bukan manusia biasa, ia adalah manusia langit yang turun ke bumi untuk selalu membenarkan kebathilan-kebathilan di masyarakat. Dalam perwayangan, nama tersebut relevan dengan peran dan fungsi Semar, ia selalu memprotes keputusan-keputusan penguasa yang sewenang-wenang.
#3 inti ajaran Semar
OJO DUMEH yang maksudnya “Jangan Mentang Mentang” adalah suatuperingatan agar manusia tidak larut dengan apa yang di miliki atau di jalaninya, sehingga cendrung menjalani keputusan hidup yang negatif.
ELING adalah Ingat dalam kaitan Menembah kepada Tuhan. Ingat akan karuniaNya, NikmatNya , selalu ingat akan kesalahan kita kepada Tuhan, pelanggaran yang kita lakukan dan meminta ampunan kepada Nya. Dengan demikian akan lahirlah Budi perkerti yang luhur.
WASPODO adalah bentuk ke hati-hatian manusia dalam menjalankan hidup dan teliti. Berhati-hati dalam semua sikap dan tingkah laku.
Ojo Dumeh, Eling lan Waspodo merupakan satu kesatuan yang dipahami secara utuh, sehingga manusia di harapkan menjadi Pasrah dan Yakin Kepada Kekuasaan Tuhan serta menjadi bijaksana, sederhana dan hati hati. Manusia menjadi “Bisa Merasa.” Bukan ”Merasa Bisa.”
#3 Sikap Mental Ajaran Semar
Tadah: Tadah itu berarti kita tak meminta apapun. Doa kita tak lain berisi terima kasih. Doa kita Cuma mensyukuri apapun. Apapun saja yang sudah kita capai.
Pradah: Pradah, berarti ikhlas memberikan apapun yang jadi potensi kita buat sesama, baik itu ilmu, tenaga, pikiran, ataupun harta.
Ora Wegah: Ora Wegah, artinya tidak pilih-pilih. Entah itu pekerjaan besar ataupun pekerjaan kecil.
#3 Sikap Mental Ajaran Semar
Tadah: Tadah itu berarti kita tak meminta apapun. Doa kita tak lain berisi terima kasih. Doa kita Cuma mensyukuri apapun. Apapun saja yang sudah kita capai.
Pradah: Pradah, berarti ikhlas memberikan apapun yang jadi potensi kita buat sesama, baik itu ilmu, tenaga, pikiran, ataupun harta.
Ora Wegah: Ora Wegah, artinya tidak pilih-pilih. Entah itu pekerjaan besar ataupun pekerjaan kecil.
Disari: Bang Koentji
Lebih lanjut Filsafat di bawah ini:
Komentar
Posting Komentar