Oleh Dr. Fahruddin Faiz
Kesaktian Ronggowarsito (Ranggawarsita) dipengaruhi dalam semasa hidupnya oleh keadaan-keadaan dan ketidakpuasan terhadap hidup di lingkungannya. Di antara orang-orang yang berperan penting dalam mengubah kehidupan Ronggowarsito adalah Tanujaya sebagai pengasuhnya, Kyai Imam Besari sebagai gurunya, kemudian kakeknya sendiri yaitu Yasadipura II, dan Guru Kanuragan yaitu Pangeran Harya Buminata. Bila diringkas seperti di bawah ini:
TANUJAYA (PENGASUH)_NALAR/BUDAYA ‘WONG CILIK’,
KYAI IMAM BESARI (GURU)_SYARIAT, AKHLAK DAN HAKIKAT
YASADIPURA II (KAKEK)_SASTRA JAWA
PANGERAN HARYA BUMINATA (GURU KANURAGAN)_HARGA DIRI, KEPERCAYAAN DIRI DAN KETEGUHAN IMAN MENGHADAPI PERSOALAN
Ronggowarsito (Ranggawarsita) yang hidup di Jawa tentu memiliki corak tersendiri yang berciri khaskan Jawa. Tradisi dan ritual dalam laku kehidupannya diajarkan dalam hidupnya. Tata krama atau tata susila, kemudian pandangan yang berupa hal-hal supranatural dan juga Ngelmu Kasampurnan atau kebatinan dan spiritualitas. Itulah kandungan Ajaran Jawa.
Semasa hidup Ronggowarsito membuat karya yang khas Jawa berupa serat-serat, tembang dan lainnya yang tentu memiliki kandungan atau konten yang sangat spiritual dan atau reflektif. Terdapat 60 karya dalam masa 1826 sampai 1837 M, cirinya sebagaimana berikut ini:
PURWAKANTHI
SANDIASMA
CANDRA SENGKALA
GANCARAN / JARWA
Karya karyanya tersebut ialah: Suluk Suksma Lelana, Serat Kalatidha, Serat Sabdajati, Serat Sabdatama, Jaka Lodhang, Wedharaga, Serat Wirid Hidayat Jati; Ananing Dzat, Wadhaning Dzat, Kahananing Dzat, Tahta di Baitul Makmur, Tahta di Baitul Mukarram, Tahta di Baitul Mukaddas, Penetapan Iman, Sahadat.
Salah satu kutipan dari serat Wirid Hidaya Jati (wadahing dzat) sebagai mana berikut ini:
"Sesungguhnya AKU (Allah) adalah dzat yang maha kuasa/ yang kuasa menciptakan segala sesuatu/ jadi seketika/ sempurna berasal dari kuasaKU (Allah)/ di situ telah nyata tanda perbuatanKU yang sebagai pembuka kehendakKU/ yang pertama AKU menciptakan Kayu bernama Sajaratulyakin tumbuh di dalam alam yang sejak jaman azali (dahulu) dan kekal adanya/ Kemudian Cahya bernama Nur Muhammad/ berikutnya Kaca bernama Mir’atulhayai/ selanjutnya Nyawa bernama Roh Idhofi/ lalu Lentera (damar) bernama ‘Kandil’/ lalu Permata (sesotya) bernama Darah/ lalu dinding pembatas bernama Hijab. Itu sebagai tempat kekuasaanKU (Allah)."
Berikut ini juga bagaimana Ronggowarsito (Ranggawarsita) meramalkan kematiannya yang akan datang sebelum Ronggowarsito meninggal:
Amung kurang wolung ari kang kaduluTamating pati patitisWus katon neng lokil makpulAngumpul ing madya ariAmerengi Sri Budha pon
Terlihat hanya kurang 8 hari lagi,
Datangnya kematian sudah tiba waktunya,
kembali menghadap Tuhan,
berkumpul di tengah hari,
Tepatnya pada hari Rabu Pon.
Dalam Serat Kalatidha, Ronggowarsito (Ranggawarsita) juga memberikan nasihat kepada kita semua untuk menjadi orang yang beruntung di tengah-tengah kehidupan yang tidak menentu, yang kacau, era post-truth, era atau zaman edan atau bahkan lebih edan lagi:
Amenangi jaman edan/Ewuh aya ing pambudi/Milu edan nora tahan/Yen tan milu anglakoni/Boya kaduman melik/Kaliren wekasanipun/Ndilalah karsa Allah/Begja-begjane wong kang lali/Luwih begja kang eling lawan waspada
Mengalami jaman edan/ memang serba repot/ Ikut edan tidak sanggup/ kalau tidak ikut/ tidak mendapat apapun juga/ bahkan bias kelaparan/ Namun sudah menjadi kehendak Tuhan/ betapapun untungnya Bagaimanapun beruntung orang yang lupa, lebih beruntung orang yang senantiasa ingat dan waspada.
Dalam serat Jaka Lodhang, Ronggowarsito (Ranggawarsita) juga sudah memprediksikan kemerdekaan Indonesia di masa depan, padalah hidupnya di awal tahun 1800 an sedangkan Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Sungguh pandangan yang visioner melampaui zaman. Berikut seratnya:
Sangkalane maksih nunggal jamanipun/ Neng sajroning madya akir/ Wiku Sapta ngesthi Ratu/ Adil parimarmeng dasih/ Ing kono kersaning Manon
Jamannya masih sama/ Pada akhir pertengahan jaman/ Wiku Sapta Ngesthi Ratu (Wiku=7, Sapta=7, Ngesthi=8, Ratu=1_ Tahun Jawa 1877, Bertepatan dengan tahun Masehi 1945)/ Akan ada keadilan antara sesama manusia/ Itu sudah menjadi kehendak Tuhan.
Komentar
Posting Komentar