Langsung ke konten utama

Proposisi (Ilmu Logika)



Oleh Kang Asep
(Logika Term)

Tujuan :
1) memahami pengertian proposisi
2) mengetahui essensi dari proposisi
3) dapat membedakan pernyataan yang merupakan proposisi dan yang bukan proposisi
4) dapat memberikan contoh proposisi yang bernilai benar
5) dapat memberikan contoh proposisi yang bernilai salah
6) dapat memberikan contoh pernyaaan-pertanyaan yang bukan proposisi
7) mengenal bentuk kalimat yang tidak termasuk kepada pernyataan
==============
Setiap pernyataan yang bernilai benar atau salah disebut proposisi(1).
Proposisi mustahil bernilai benar dan salah secara bersamaan. Juga mustahil tidak benar dan juga tidak salah. Jika suatu proposisi itu bernilai benar, maka pasti ia tidak salah. Jika ia bernilai salah, maka mustahil bernilai benar.  Itulah sifat proposisi. Kalimat yang tidak bernilai benar atau salah, disebut pernyataan terbuka, dan tidak termasuk kepada proposisi.
Contoh Proposisi bernilai benar:  "Setiap benda memiliki bentuk"
Contoh proposisi yang bernilai salah : "Sebagian benda tidak memiliki bentuk"
Tidak semua pernyataan merupakan proposisi.

Contoh :

1) Setiap A adalah B
2) X adalah bilangan genap
3) A = B

Pernyataan pertama tidak dapat disebut proposisi, karena tidak diketahui nilainya, benar atau salah. Setelah ditetapkan bahwa "Setiap A adalah B" bernilai benar atau salah, maka menjadi proposisi.
Pernyataan kedua, belum ditetapkan nilai yang masuk pada varibel. Sehingga bisa jadi benar, bisa salah. Selama belum ditetapkan nilainya bagi variabel X, maka bukanlah proposisi.
Pernyataan ketiga, tidak bernilai benar maupun salah, karena merupakan definisi.
Setiap proposisi terbagi kepada dua tharaf, yaitu subjek dan predikat.
Contoh : setiap benda memiliki bentuk
"benda" sebagi subjek
"memiliki bentuk" sebagai predikat
dua tharaf proposisi seringkali dihubungkan dengan Kopula, yaitu kata "adalah". 
Contoh : setiap emas adalah logam
kalimat yang bukan pernyataan adalah kalimat perintah dan pertanyaan :

contoh :
"berikanlah tanggapan !"
"Apakah anda telah mengerti mengenai pasal ini ?"
------------------------------------------------------------------------
 1 )   F.Soesianto & Djoni Dwijono, Logika Proposisional, Hal. 8

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Download File Ngaji Filsafat Dr. Fahruddin Faiz

Ngaji Filsafat Dr. Fahruddin Faiz, M.Ag Channel YouTube:  Media Koenjti https://www.youtube.com/c/miftahkoentji Caranya: 1. tekan tombol Ctrl dan klik setiap judul yang ada di bawah ini 2. selanjutnya akan mengarah ke browser pada /pc anda 3. klik download untuk mendapatkan file WinRar 4. jika ada password-nya ialah: “ mediakoentji ” Pengantar Filsafat Pengenalan Epistemologi Epistemologi Teori Kebenaran Skeptisisme Common Sense Epistemologi Sosial Logika Logika II Logika III Hermeneutika Hermeneutika II Ontologi Materialisme Materialisme Historis Idealisme Dualisme Idealisme II Pluralisme Etika Sistem-sistem Etika Egoisme-Altruisme Etika Nikomanea Aristoteles Religious Ethic Ghazali Etika Situasi Dasar-dasar Estetika Teori-teori Estetika Estetika dan Agama Romantisisme Romantisisme II Eksistensialisme Søren Kierkegaard Eksistensialisme Friedrich Nietzsche Eksistensialisme Jean Paul Sartre (No Record) Eksistensi...

Logika 2: Kesalahan-Kesalahan Logika (Logical Fallacy)

Logika 2: Kesalahan-Kesalahan Logika (Logical Fallacy) Oleh: Fahruddin Faiz Sering kali kita terpukau oleh opini seseorang yang mengungkapkan pendapatnya dengan semangat. Dengan mengutip tokoh-tokoh besar seperti ilmuan, publik figur dan seterusnya. Tapi apakah omongannya selalu benar secara logika? Cek slide di bawah ini tentang kesalahan-kesalahan logika dalam setiap mode berpikir. Ada dua jenis pelaku atau golongan dalam sejarah Yunani kuno yang sengaja atau tidak sengaja melakukan kesalahan berlogika. Pertama adalah golongan sofis yaitu golongan yang secara sengaja melakukan kesalahan dalam berfikir, dengan tujuan untuk mengubah opini demi mencapai tujuan tertentu di luar kebenaran. kedua, Golongan Paralogi yaitu golongan yang melakukan kesalahan berpikir namun tidak menyadari kekeliruan dan akibat dari pemikirannya karena selalu menganggap dirinya benar. Berikut adalah contoh-contoh pernyataan yang salah dalam mengambil kesimpulan; Mengingkari anta...

Filsafat Islam: Al-Farabi sebagai Guru Kedua

Oleh Dr. Fahruddin Faiz Al-Farabi nama aslinya adalah Abu Nasir Muhammad Ibn Muhammad Ibn Tarkhan Ibn Uzalah al-Farabi. Dikenal juga sebagai Alpharabius, Al-Farabi atau Farabi atau Abenasir. Al-Farabi adalah Ilmuan, cendekiawan Muslim dan juga Filosof Islam dari Farab, Kazakhstan. Al-Farabi hidup pada tahun 870 sampai 950, usianya genap 80 tahun. Al-Farabi juga dikenal sebagai guru kedua setelah Aristoteles, karena kepandaiannya dalam memahami karya-karya filsafat Aristoteles yang dikenal sebagai guru pertama dalam ilmu filsafat. Al-Farabi hidup pada masa kekhalifahan Dinasti Abbasyiah yang monarki. Al-Farabi lahir di masa kekhalifahan Mu’tamid (869-892 M) dan meninggal pada masa kekhalifahan Al-Muthi (946-974 M). Kondisi politik saat itu tidak stabil hal inilah juga disebut periode paling kacau, namun tidak mematahkan Al-Farabi untuk melanjutkan pengembaraan dalam pencarian ilmunya. Dari Turki ke Bagdad, kemudian ke Syria, kemudian berakhir di Damaskus. Kepakaran Al...