Langsung ke konten utama

Kisah Sakit Hati yang gampang-gampang sulit dilupakan



Kisah Sakit Hati yang gampang-gampang sulit dilupakan
Oleh: Kang Asep

Tujuan :
- menggambarkan tentang "tidak mudahnya memaafkan orang yang bersalah"
- mengggambarkan bagaimana semestinya kita melawan kemarah dan kebencian kita terhadap seseorang
- menjelaskan alasan mengapa kita harus memaafkan orang lain

===============

Terkadang seseorang bersalah pada kita, lalu dia minta maaf. dan kita katakan, "Saya memaafkanmu!" tetapi, lain dimulut lain di hati. Walaupun berusaha untuk memaafkan, tetapi perasaan seringkali tidak semudah itu memaafkan. Bila kita langsung terkenang pada dosa-dosa yang dilakukan orang tersebut pada kita pada saat orang tersebut tertimpa musibah, itu pertanda kita belum dapat memaafkannya. Seperti itu yang saya rasakan.

Saya memiliki seorang tetangga yang memiliki sikap permusuhan dengan saya. Sebut saja namanya Diwan. Sikap permusuhannya terlihat dari gerak-gerik dan nada bicaranya. Contohnya, dia akan segera pergi dari kumpulan orang-orang, bila saya datang bergabung ke perkumpulan itu. Tentu hal itu terasa menyakitkan bagi saya.

Seringkali, Diwan mengucapkan kata-kata yang menyakitkan pula. Seperti ketika anak saya sakit demam sehabis imunisasi, dan menangis sepanjang malam, Diwan merasa terganggu. Dan dia marah-marah di luar rumah saya, "lha.. itu kenapa anaknya dibiarkan menangis. Kemana ibu bapaknya ? ganggu orang lain sedang tidur. Jadi, orang tua kok gak tanggung-jawab." dan banyaklah caci makinya. Itu sangat menyakitkan. yang namanya anak kecil, kalo sakit biasa rewel seperti itu. Tapi saya tidak keluar untuk menjawab caci maki Diwan, berhubung sedang menggendong anak yang sedang menangis terus menerus. Diwan tidak mengerti itu, karena dia seorang bujangan tua. umur sudah 40 tahun, tapi belum menikah juga. Mana mengerti dia, bagaimana susahnya punya anak.

Lima tahun kemudian, Diwan sudah punya anak berumur tiga tahun. Dan sekarang giliran dia yang anaknya menangis sepanjang malam. Bahkan, anak Diwan tidak hanya rewel dalam satu malam saja, tapi setiap malam dalam seminggu. Diwan bingung, padahal anaknya tidak sedang diimunisasi. badannya juga tidak demam. Tapi, Elvira, putri kecilnya menangis tak henti-henti setiap malam. Sudah pula dibawa ke dokter, tapi dokter tidak menemukan gejala penyakit apa-apa. Saya tahu musibah yang menimpa dia. dan saya langsung terkenang peristiwa lima tahun lalu, bagaimana dia menyakiti perasaan kami, ketika anak kami sedang sakit demam. Sadarlah saya, bahwa saya belum memaafkan dia. Padahal saya tahu, tidaklah baik menyimpan dendam. Dan saya sadar, bahwa memaafkan itu lebih baik. tapi, kenyataannya, munculnya kenangan pahit itu, menunjukan saya masih belum memaafkannya. Bahkan dalam hati kecil, saya berkata, "Nah.. rasain lu... sekarang kamu tahu, rasanya bagaimana pusingnya ketika anak sakit, dan menangis tak henti-henti."

Dalam kebingunannya itu, akhirnya Diwan mengetuk pintu rumah saya. Karena tetangga yang lain, menganjurkan Diwan untuk meminta tolong pada saya. Lalu dia menceritakan masalahnya untuk meminta bantuan. Sejenak saya tertegun dan terkenang dengan rasa sakit hati, bagaimana ketika dulu dia mencaci maki ketika anak saya sedang rewel karena sakit. Haruskan saya menolong dia setelah dia menyakiti hati kami ? terpikir oleh saya untuk membiarkannya dalam penderitaan, sebagai balasan atas caci makinya terhadap saya. Tapi saya sadar, bahwa tidak baik menyimpan dendam. Justru, ini adalah kesempatan saya untuk berbuat baik pada orang yang telah menyakiti kami, dengan harapan memperoleh ridha Tuhan. dan berharap pula Diwan sadar akan kesalahannya di masa lalu, dan lalu meminta maaf. Selain itu saya pun menyadari bahwa secara sadar atau tidak, sayapun banyak melakukan kesalahan terhadap orang lain. Karena itu dengan memaafkan Diwan, maka saya berharap orang lain pun memaafkan saya. Barang siapa memaafkan, dia akan dimaafkan. Barang siapa mengasihi, dia akan dikasihi. Inilah alasan-alasan yang menjadi dasar bagi saya untuk memaafkan.
Memanglah perasaan marah dan benci susah untuk dihapuskan dalam hati. Namun saya dapat memutuskan untuk tidak mengikuti kemarahan dan kebencian itu. Jika saya mengikuti kemarahan saya, maka sudah sejak lama saya menghajar Diwan. Tapi saya telah menahan marah dan benci. Dan sekarang saya menyangkal kemarahan, dendam dan kebencian itu dengan cara memutuskan untuk menolong Diwan.


Sayapun datang memeriksa Elvira, putri Diwan. Hasl pemeriksaan, tahulah saya, bahwa anak tersebut tidak mengalami gangguan sakit medis. Tidak akan efektif jika terus menerus dibawa ke dokter untuk diobati secara medis. Elvira telah diiganggu oleh jin. Sayapun mengusir jin itu agar pergi jauh dari si anak. Seketika saja, si anak dapat tertidur lelap. Lalu saya berkata pada Diwan, "saya tahu, bagaimana repotnya ketika anak sakit. Dulu anak saya sakit demam, dan tidak mau berhenti menangis sepanjang malam." saya berusaha mengingatkan dia tentang caci makinya lima tahun lalu. Tapi, dia seolah lupa dan hanya senyum-senyum mendengar penuturan saya. Saya jadi agak kesal juga. Dia tidak sadar, tidak ingat akan kesalahannya, dan sehingga tidak merasa bersalah dan meminta maaf. tapi ya sudahlah, saya pun berusaha melupakan.

Setelah saya menolong putrinya Diwan dengan metoda pengobatan krachtology, Diwan menjadi bersemangat dan tertarik untuk tahu lebih banyak, apa itu krachtology. Dia lalu sering berkunjung ke rumah saya, sekedar untuk bertanya-tanya. Semangatnya itu semakin memuncak, ketika guru saya, Kang Irman datang ke rumah dan memperlihatkan beberapa atraksi luar biasa.

Tiga hari kemudian stelah Elvira sembuh, kang Irman datang ke rumah saya. Kebetulan Diwan ada juga di rumah saya. dan ada beberapa tetangga lainnya, termasuk Devi. Devi ini seorang ibu muda yang energik dan cerdas. namun, dia sangat tidak percaya dengan hal-hal mistis. "jika kamu tidak percaya, silahkan berdiri dengan tegak!" kang Kang Irman. lalu Devi berdiri . Kang Irman menunjuk ke arah kening Devi, seketika Devi ambruk ke lantai dan dia tidak mampu untuk bangun. dia berusaha kuat untuk bangun, tetapi tetap tidak bisa.

Melihat atraksi yang dilakukan oleh Kang Irman, Diwan menjadi begitu bersemangat untuk tahu lebih banyak, apa itu krachtology. Lalu sejak itu, hampir tiap malam Diwan mengetuk pintu rumah saya, mengajak keluar untuk sekedar mengobrol sambil makan direstoran. sikapnya sudah sangat berubah. tadinya terlihat benci dan memusuhi saya, sekarang dia seolah memperlakuan saya sebagai raja atau tuannya. Tadinya dia enggan memanggil saya dengan sebutan "Kang Asep", seperti para tetangga lainnya. dia hanya memanggil saya dengan "Asep" saja. dan sering menyebut saya "Si Asep", atau "maneh" (elu). tapi sekarang, dia memanggil saya dengan penuh hormat, dengan nada yang lembut, menyenangkan, menggunakan panggilan Aa atau Akang. Dan kadang dia memperlakukan saya secara berlebih-lebihan, melayani saya bak pelayan melayani raja. Saya tidak nyaman dengan tingkahnya, hingga saya berpikir, "Dulu dia begitu memusuhi saya, bila bertemu, seolah dia ingin meludahi wajah saya, sekarang dia sering memuji-muji saya, dan memperlakukan saya secara terlalu baik. apa sebenanarya maunya orang ini ?"

Bukannya tidak senang diajak makan ke restoran. Tapi dia mengetuk pintu rumah saya pukul 23.00, di mana baru saja saya terlelap. Dipintu rumah dia berkata, "Aduh .. mohon maaf kang Asep, kalo saya mengganggu. Maaf saya datang malam-malam, saya sejak pulang kerja tadi belum makan, karena saya ingin makan malam barang kang Asep sambil ada hal-hal yang ingin saya bicarakan." kalo ngomongnya sudah begitu, walaupun agak kesal dan terkantuk-kantuk juga saya tidak tega untuk menolak. Akhirnya, kami pergi berdua makan malam di restoran. Diwan banyak tanya begini dan begitu. Untungnya, tak lama kemudian saya pindah rumah, sehingga jauh dari dia. dan saya tidak memberi tahu dia, kemana saya pindah. Sayapun serasa bebas dari suatu beban.
Sebulan yang lalu, saya bertemu dengan Diwan, istrinya dan Elvira, putrinya yang sudah tumbuh remaja. Kami berjumpa di pasar minggu dan bersalaman. kepada putrinya, Diwan memperkenalkan, "Elvi, ... ini Om Asep, .. yang pernah menolong kamu waktu kecil."

"Owh.. tidak disangka,... Elvi... kamu sudah besar dan sangat cantik." kata saya. Anak itu menyalami dan mencium tangan saya. Dia tersenyum dengan senyuman yang manis. Saya turut senang, melihat mereka sekarang menjadi keluarga kecil nan bahagia. Tapi saya tidak benar-benar yakin bahwa saya telah memaafkannya. Mata saya berkaca-kaca saat melihat mereka berjalan pergi, batin saya bergumam, "ya Allah, jangan engkau matikan aku, sebelum aku dapat memaafkan mereka, sebelum aku dapat memaafkan semua orang yang bersalah padaku. karena sesungguhnya, jiwaku tidak akan dibebani oleh dosa-dosa orang lain, dan kesalahan yang mereka lakukan padaku, melainkan akan dibebani karena diri ini belum bisa memaafkan orang lain. Bagaimana Engkau akan memaafkan aku, bila aku tidak memaafkan hamba-hamba Mu. karena itu ya Allah, ikhlaskanlah hatiku. mudahkan bagiku untuk memaafkan orang-orang!"

_________
English =>[heartache]
Sunda => [Nyeri Hate]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Download File Ngaji Filsafat Dr. Fahruddin Faiz

Ngaji Filsafat Dr. Fahruddin Faiz, M.Ag Channel YouTube:  Media Koenjti https://www.youtube.com/c/miftahkoentji Caranya: 1. tekan tombol Ctrl dan klik setiap judul yang ada di bawah ini 2. selanjutnya akan mengarah ke browser pada /pc anda 3. klik download untuk mendapatkan file WinRar 4. jika ada password-nya ialah: “ mediakoentji ” Pengantar Filsafat Pengenalan Epistemologi Epistemologi Teori Kebenaran Skeptisisme Common Sense Epistemologi Sosial Logika Logika II Logika III Hermeneutika Hermeneutika II Ontologi Materialisme Materialisme Historis Idealisme Dualisme Idealisme II Pluralisme Etika Sistem-sistem Etika Egoisme-Altruisme Etika Nikomanea Aristoteles Religious Ethic Ghazali Etika Situasi Dasar-dasar Estetika Teori-teori Estetika Estetika dan Agama Romantisisme Romantisisme II Eksistensialisme Søren Kierkegaard Eksistensialisme Friedrich Nietzsche Eksistensialisme Jean Paul Sartre (No Record) Eksistensialis

Free Download Kitab-Kitab Ulama Nusantara

KH. Hasyim Asy'ari PDF FREE DOWNLOAD Koleksi Kitab-kitab Ulama Haramain dan Nusantara KH. Hasyim Asy’ari: Pengabdian Seorang Kyai untuk Negeri Siyar wa Tarajim Imta’u Fudlala Nastr al-Jawahir al-A’lam Zirikli Rihlah Ibnu Batutah Faidl Malik Wahhab A’lam al-Makkiyin dan puluhan kitab lainnya UNDUHFILE-NYA DI SINI

Falsafah Hidup: Filsafat Pernikahan

FILSAFAT PERNIKAHAN Disarikan dari Ngaji Filsafat yang diampu oleh Dr. Fahruddin Faiz, M.Ag. Rabu, 31 Juli 2019. Fahruddin Faiz malam ini membahas tema terakhir dari tema Falsafah Kehidupan, yaitu filsafat pernikahan. Di awal membahas bagaimana Islam memberikan status hukum tentang pernikahan atau nikah. Ada lima madzhab yang masyhur atau terkenal memberikan status hukum tentang nikah yaitu: Wajib. Wajib bagi setiap muslim untuk menikah, hukum ini menurut Daud Adz-Dzahiri. Sunnah, bahwa menikah itu sunnah artinya boleh dan mendapat pahala atau ganjaran. Hal ini menurut tiga madzhab yaitu, maliki, Hambali, Hanafi. Mubah. Bahwa menikah itu hukumnya mubah atau boleh saja, sama seperti hukum makan dan minum. Maka jangan heran jika ada beberapa ulama atau ilmuan memilih tidak menikah karena fokus belajar dan menikmati proses mendapatkan ilmu. Dalam kondisi tertentu hukum menikah itu makruh, seperti seseorang yang tidak tahan untuk menyalurkan hubungan biolo