
Oleh: Miftahul Ulum
Memahami suatu proposisi, kata-kata motivasi atau quotes yang sering kita dapatkan di mana pun, dalam cara apapun kita dapatkannya sering kali terasa indah begitu saja. Tanpa kita uji kata mutiara tersebut, tanpa kita pikirkan kembali dalam relevansinya dengan konsep besar yang bersinggungan. Karena jika ada crash pemahaman, kesalahan penjelasan dan atau error dalam pemaknaan maka akan membingungkan ketika suatu kata mutiara tersebut berjalan pada garis konsep besar.
Selama saya menjadi seorang pelajar mulai dari Madrasah Tsanawiah sampai saat ini di Studi di jenjang strata dua, saya mendapatkan penjelasan (syarah/bayan dalam bahasa pesantrennya) yang keliru dan fatal. Dalam penjelasan awal yang tersebar di manapun dan oleh siapa pun mulai dari level ustad biasa sampai setingkat pimpinan tertinggi di universitas, saya dapatkan memang syarah/bayan yang sama seketika saya di tingkat Madrasah Tsanawiah. Kata mutiara tersebut adalah berikut:
اعمل لدنياك كأنك تعيش أبدا
و اعمل لأخرتك كأنك تموت غدا
Apabila kita terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah“kerjakanlah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya & kerjakanlah untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati esok hari”
Temuan Penjelasan awal:
Dalam memaknai proposisi bait pertama “kerjakanlah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya”, makna yang beredar yang populer di kalangan pesantren dan akademisi adalah kita harus semangat bekerja penuh untuk dunia ini yang pada akhirnya adalah memperbanyak harta dengan motiv kesiapan bekal hidup yang sangat lama, hidup yang berabad-abad. Bayangkan saja, dan tentu akhirnya adalah terjebak pada materialisme.
Dalam memaknai proposisi bait ke dua “kerjakanlah untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati esok hari”, ini adalah kita beribadah dengan bersungguh-sungguh dalam setiap tindakan ibadah kita, kita tingkatkan kekhusu’an dan kita tingkatkan kuantitas ibadahnya seperti ODOJ atau One Day One Juz, tingkatkan sholat-sholat sunnah seperti tahajud, witir, taubat, dhuha. Bayangkan seakan-akan ibadah kita persiapkan untuk menghadap Tuhan pada Esok hari.
Tabrakan Implementasi makna kata mutiara atau proposisi
Setiap proposisi atau setiap kata mutiara itu wajib hukumnya memiliki implementasi pada kehidupan seseorang, wajib berlaku pada praktek kehidupan sehari-hari. Pertama, semangat bekerja untuk bekal di dunia ini yang akan hidup selamanya berarti kita tidak boleh gagal, tidak boleh biasa-biasa saja. Dapat kita bayangkan siapa yang cocok untuk profil proposisi ini? Seorang presiden kah? Joko Widodo kah? Atau seorang pengusaha yang sudah sukses lainnya seperti Sandiaga Uno?, atau siapapun boleh kita bayangkan orang yang bekerja keras untuk dunianya. Kedua, adalah semangat beribadah, meningkatkan kualitas ibadah serta meningkatkan kuantitasnya. Dalam artian seorang hamba ini adalah orang yang benar-benar cinta kepada Allah Swt dan kepada Nabi-Nya. Hal ini juga implementasinya dalam kehidupan sehari-hari ialah betapa sibuknya kita setiap malamnya, setiap lima waktu sholat wajib tersebut, dan aktivitas ibadah lainnya.
Gambaran selanjutnya adalah, jika kita gabungkan dua profil di atas maka yang terjadi adalah aktifitas yang luar biasa sibuk dalam kehidupan kita. Coba kita pahami tentang ilmu agama yang implementatif dan komprehensif dan tidak setengah-setengah, kemudian kita letakkan dua profil di tersebut di atas pemahaman holistik kita, maka yang terjadi adalah;
1. Akan sangat banyak tabrakan konsep (concept cresh) dalam pemahaman kita.
Tabrakan makna pertama ini banyak sekali dengan konsep-konsep agama (proposisi kedua); bahwa agama tidak sepenuhnya ada perintah menguasai dunia ini dengan memperbanyak materi yang akhirnya terjebak pada materialis dan hedonis. Agama hanya mengajurkan untuk tidak lupa nasib kita di dunia ini, namun jelas perintah pertamanya adalah mencari apa yang akan datang ke alam akhirat. Selanjutnya bahwa Nabi SAW saja hidupnya sangat sederhana sekali dan banyak hal yang tidak mengerti tentang praktek dunia ini, seperti dalam hadis Nabi tidak mengerti tentang cara stek bibit pohon suatu ketika berbincang dengan petani kurma. Sehingga Nabi Saw menyatakan; “kamu lebih berpengatahuan tentang duniamu”. Para motivator bisnis biasanya mencatut Nabi Saw dengan hanya melihat sebagian kecil hidup Nabi ketika berdagang dan memiliki harta dinar yang cukup banyak. Saya kira boleh saja dan sah-sah saja.
2. Berarti tidak benar karena tidak ada teladan.
Logikanya jika konsep ini dapat dilakukan maka secara praktis ada bukti empirisnya, seperti kehidupan seorang tokoh hebat. Lihat misalnya Rabi’ah Adawiyah yang bersungguh-sungguh beribadah kepada Tuhannya, namun dunianya biasa saja dan seadanya saja, dan memang tidak terlalu bermasalah. Atau misalnya kita lihat Nabi Sulaiman, seorang Nabi sekaligus Nabi yang paling kaya, pertanyaannya adalah, apakah Nabi Sulaiman bekerja untuk dunianya dan takut jika hilang hartanya hanya karena hidupnya yang berabad-abad itu gagal? Tentu kita mengerti semua bahwa Nabi Sulaiman mendapatkan kekayaannya tersebut dikaruniai oleh Allah SWT.
Penjelasan makna yang benar
Makna yang benar untuk memahami kuotes atau kata mutiara dan kata hikmah di atas sebagai berikut; proposisi “kerjakanlah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya”. Proposisi pertama ini adalah bahwa kita boleh dan sah-sah saja bercita-cita dan bekerja untuk capaian dunia ini tanpa harus kecewa dan merasa gagal, seperti hilang dalam lautan dalam. Ingat bahwa hidup ini masih berlanjut, masih ada esok, masih ada hari lain untuk mencapai cita-cita dunia ini. Target-target kita yang gagal di tahun ini jangan dijadikan alasan untuk mengakhiri hidup. Jika kamu ditolak kekasihmu hari ini, santai masih ada hari esok, lusa atau minggu depan di pertemuan kelas, atau di kesempatan satu kelompok tugas. Apabila kekasih targetmu sudah dipinang orang lain – jika masih mengharapkan – pakailah jurus “ku tunggu jandamu”. Jika sudah merasa lelah dengan perasaanmu mengejar dia yang sudah di sisi orang lain, pindah haluan, move on dan cari lagi kekasih targetmu. Inilah makna yang mu’tabarah, makna yang benar dan memang benar adanya. Untuk makna proposisi yang kedua itu sama benarnya.
Kenapa bisa terjadi kesalahan penjelasan dan makna pada kata mutiara ini? Inilah perangkat ilmu yang kita miliki dan kita merasa mampu menerjemahkan ilmu-ilmu agama karena alatnya (tools) kita miliki dan ketahui, namun tidak menjamin dengan pelajar, siswa, atau murid yang belajar melalui guru yang bersanad – bersambung dari gurunya dari gurunya dari gurunya sampai puncak guru.
Komentar
Posting Komentar