Oleh Dr. Fahruddin Faiz
Ketika Filsafat bertemu agama maka ada setidaknya empat konsekuensi pergolakan dan perdebatan di antara para pemikir muslim. Pertama, karena filsafat itu sendiri sudah “menjadi Agama” dalam artian mekanisme dan teori-teorinya menjadi pokok atas segala ilmu-ilmu. Kedua, filsafat mendukung agama, contohnya pada ilmu kalam, ushul fiqh, ulumul qur’an, ulumul hadis. Ketiga, filsafat dan agama memiliki kemandiriannya sendiri atau independensi masing-masing. Keempat, filsafat juga sebagai analisis terhadap agama atau filsafat dapat menjelaskan Agama. Jadi, apakah terma Filsafat Islam itu mungkin?
Bantuan Filsafat kepada Agama (Islam)
Dalam periode kejayaan Islam, di saat semua ilmu diterjemahkan ke dalam khazanah keilmuan Islam pada masa khalifah Al-Hakim atau kekhalifahan Abbasyiah. Salah satunya adalah Filsafat memberi warna baru bagi Islam sampai saat ini. Setidaknya ada manfaat atau fungsi filsafat kepada Islam; pertama, mengenal Allah dengan memahami Iman yang dipertanyakan dan diperjelas dengan akal dan realitas alam semesta ini. Kedua, kritisisme untuk membebaskan diri dari pemberhalaan “pemikiran sendiri” atau “pemikiran kelompok”, atau disebut juga dengan istilah taqdisul afkar ad-diny. Ketiga, sebagai fasilitator atau jembatan yang menyambungkan idealitas Agama dengan realitas Hidup, atau juga disebut dengan fungsi kontekstualisasi. Keempat, filsafat sebagai perangkat untuk merefleksikan diri dan berkontemplasi setidaknya merenung dan membaca Aku, Alam dan Allah.
Masuknya filsafat dalam khazanah ilmu pengetahuan Islam, ada masalah dalam penamaan gabungan antara Filsafat dan Islam. Ini juga disebut dengan problem Ontologis. Apakah Filsafat Islam, padahal dua kata ini banyak perbedaan yang mendasar. Misalnya, dasar filsafat itu meragukan, mempertanyakan sedangkan Islam itu dasarnya Iman yaitu mempercayai. Apakah Filsafat Muslim, ini lebih sempit hanya sebatas ulamanya saja. Apakah Filsafat Arab, ini juga kurang relevan karena tidak saja lahir dari Arab semua pemikiran filsafat bermula dan berkembang. Atau apakah filsafat di dunia Islam.
Istilah Filsafat #1: Falasafah
· Serapan dari bahasa Yunani Kuno melalui terjemahan.
· Al-Kindi: falsafah adalah ilmu yang mempelajari hakikat segala sesuatu sebatas kemampuan manusia. Filsafat teoritis mencari kebenaran, manakala filsafat praktis mengarahkan pelakunya agar ikut kebenaran. Berfilsafat itu berusaha meniru perilaku Tuhan. Filsafat merupakan usaha manusia mengenal dirinya. Demikian tulis al-Kindi.
· Ikhwan as-Shafa’ : ‘Filsafat itu berangkat dari rasa ingin tahu. Adapun puncaknya adalah berkata dan berbuat sesuai dengan apa yang anda tahu (al-falsafah awwaluha mahabbatul-‘ulum … wa akhiruha al-qawl wal-‘amal bi-ma yuwafiqul-‘ilm)’.
Istilah Filsafat #2: Hikmah
Al-‘Amiri: hikmah berasal dari Allah, dan diantara manusia yang pertama dianugrahi hikmah oleh Allah ialah Luqman al-Hakim. Disebutnya ketujuh filsuf Yunani kuno itu sebagai ahli hikmah (al-hukama’ as-sab‘ah)–yakni Thales, Solon, Pittacus, Bias, Cleobulus, Myson dan Chilon.
Al-Kindi: ‘falsafah’ itu artinya hubb al-hikmah (cinta pada kebijaksanaan).
Ibn Sina: Hikmah adalah kesempurnaan jiwa manusia tatkala berhasil menangkap makna segala sesuatu dan mampu menyatakan kebenaran dengan pikiran dan perbuatannya sebatas kemampuannya sebagai manusia (istikmal an-nafs al-insaniyyah bi tashawwur al-umur wa t-tashdiq bi l-haqa’iq an-nazhariyyah wa l-‘amaliyyah ‘ala qadri thaqat al-insan).
HIKMAH
“Hikmah adalah memahami segala yang baik dengan pengetahuan (ilmu) yang baik. Mereka yang menguasai segala hal yang baik, maka dialah seorang hakim.”_Ibn Mandhur (Lisanul Arab)
Hikmah adalah melakukan sesuatu yang harus dilakukan, dengan cara yang seharusnya dan di waktu yang saharusnya_Ibn Qayyim (Madarijus Salikin)
◦ Ada 2 Macam: Berhubungan dengan pengetahuan, dan berhubungan dengan tindakan.
Yang berhubungan dengan pengetahuan berarti menggapai esensi dan relasi dari sesuatu
Yang berhubungan dengan tindakan berarti meletakkan sesuatu sesuai porsi dan proporsinya
◦ Ada 3 Level
Memberikan segala sesuatu sesuai kapasitas/batasnya dan pada waktunya yang tepat
Menyadari (menerima) kehendak Allah dalam janji-Nya, menyadari keadilan dalam perintah-Nya dan larangan-Nya
Mencapai pengetahuan tertinggi melalui instink/intuisi.
Istilah Filsafat #3: Ulumul ‘Awa’il
‘Ulum al-awa’il artinya ‘ilmu-ilmu orang zaman dulu’; yaitu ilmu-ilmu yang berasal dari peradaban kuno pra-Islam seperti India, Persia, Yunani dan Romawi. Termasuk diantaranya ilmu logika, matematika, astronomi, fisika, biologi, kedokteran, dan sebagainya.
Lebih lanjut makalah Filsafat Islam di bawah ini
Cek Penjelasan Lebih Lanjut di Video bawah ini:
Komentar
Posting Komentar