Langsung ke konten utama

Falsafah Hidup: Doa



Falsafah Hidup: Doa
Oleh: Dr. Fahruddin Faiz

     Yogyakarta. Rabu (10 Juli 2019) malam itu Ust. Faiz membawakan materi doa. Kita sadari, berdoa memang tidak mudah untuk orang-orang yang merasa mampu atas dirinya, atau orang sombong. Berdoa menunjukkan bahwa manusia itu memiliki keterbatasan-keterbatasan, memiliki tidak berdayaan, memiliki ketidakpastian, dan memiliki tidak mungkinan dalam eksistensial manusia itu sendiri.

     Doa adalah koneksi yang paling dahsyat di dunia ini. Secanggih apa pun smartphone kita, 4G atau 5G atau G nya berapa pun tidak bisa sedahsyat doa, dengan doa kita bisa meminta apapun kepada Allah SWT tanpa kita lelah dan capek mencari sinyalnya, karena “Prayer – the world’s greatest wireless connetion". Sekarang jarang sekali orang mau serius berdoa, kebanyakan orang berdoa hanya formalitas, doa-doa yang hanya dihafal saja, tidak mengerti apa maksud dari doa yang dipanjatkan. Padahal tidak ada agama apa pun di dunia ini yang tidak mengajarkan doa. Semua agama menyatakan koneksi kita dengan yang Supranatural adalah dengan doa. Harusnya dalam hidup kita detik demi detik diselingi doa, karena Allah lebih tinggi dan kita lebih rendah.

God, grant me the serenity to accept the things I cannot change, The courage to change the things I can, And the wisdom to know the difference the one from another.(Reinhold Niebuhr)

Tuhan, berilah aku keikhlasan untuk menerima segala yang tak bisa kuubah, keberanian untuk mengubah segala yang bisa kuubah, dan kebijaksanaan untuk mengetahui perbedaan di antara keduanya.


3 Model Berdoa:

Model 1: “Peminta-minta”
  • Selalu meminta, tetapi tidak pernah sungguh berdoa.Sibuk berdoa, potensi di dalam diri Anda untuk bekerja dan berusaha tidak dipakai. Mirip pengemis yang meminta tanpa berusaha maksimal.
  • Penuh dengan kata, namun miskin dengan makna.
  • Pola ini menular ke cara hidup dan etos kerja.



Model 2: Pujangga
  • Menciptakan kata-kata indah untuk memberikan penghargaan pada apa yang dianggapnya indah.
  • Mensyukuri apapun yang diterimanya sehari-hari dari Tuhan, tidak pernah mengeluh.
  • Selalu menciptakan kata-kata indah untuk memuji Tuhan, apapun yang dialaminya. Melihat keindahan di dalam segala sesuatu, termasuk pada hal-hal yang tampak begitu jahat sekalipun.
  • Catatan: Sikap bersyukur memang penting. Namun ada kalanya kita perlu gelisah, dan terdorong untuk bertindak, ketika melihat kesalahan/ketidakadilan di dunia.



Model 3: Eksistensial
  • Menyerahkan keberadaan diri sepenuhnya dalam kesatuan dengan Tuhan.
  • Bersyukur, berusaha, memperbaiki diri, bahkan gelisah serta melawan ketika melihat ketidakadilan di depan mata. Semuanya dilakukan dalam ‘komunikasi yang intensif dengan Tuhan.
  • Tidak selalu terungkap dalam kata, namun senantiasa terpancang dalam batin serta tampak manifestasinya dalam perbuatan.
Unduh File Audio Ngaji Filsafat: Doa di Sini



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Download File Ngaji Filsafat Dr. Fahruddin Faiz

Ngaji Filsafat Dr. Fahruddin Faiz, M.Ag Channel YouTube:  Media Koenjti https://www.youtube.com/c/miftahkoentji Caranya: 1. tekan tombol Ctrl dan klik setiap judul yang ada di bawah ini 2. selanjutnya akan mengarah ke browser pada /pc anda 3. klik download untuk mendapatkan file WinRar 4. jika ada password-nya ialah: “ mediakoentji ” Pengantar Filsafat Pengenalan Epistemologi Epistemologi Teori Kebenaran Skeptisisme Common Sense Epistemologi Sosial Logika Logika II Logika III Hermeneutika Hermeneutika II Ontologi Materialisme Materialisme Historis Idealisme Dualisme Idealisme II Pluralisme Etika Sistem-sistem Etika Egoisme-Altruisme Etika Nikomanea Aristoteles Religious Ethic Ghazali Etika Situasi Dasar-dasar Estetika Teori-teori Estetika Estetika dan Agama Romantisisme Romantisisme II Eksistensialisme Søren Kierkegaard Eksistensialisme Friedrich Nietzsche Eksistensialisme Jean Paul Sartre (No Record) Eksistensi...

Logika 2: Kesalahan-Kesalahan Logika (Logical Fallacy)

Logika 2: Kesalahan-Kesalahan Logika (Logical Fallacy) Oleh: Fahruddin Faiz Sering kali kita terpukau oleh opini seseorang yang mengungkapkan pendapatnya dengan semangat. Dengan mengutip tokoh-tokoh besar seperti ilmuan, publik figur dan seterusnya. Tapi apakah omongannya selalu benar secara logika? Cek slide di bawah ini tentang kesalahan-kesalahan logika dalam setiap mode berpikir. Ada dua jenis pelaku atau golongan dalam sejarah Yunani kuno yang sengaja atau tidak sengaja melakukan kesalahan berlogika. Pertama adalah golongan sofis yaitu golongan yang secara sengaja melakukan kesalahan dalam berfikir, dengan tujuan untuk mengubah opini demi mencapai tujuan tertentu di luar kebenaran. kedua, Golongan Paralogi yaitu golongan yang melakukan kesalahan berpikir namun tidak menyadari kekeliruan dan akibat dari pemikirannya karena selalu menganggap dirinya benar. Berikut adalah contoh-contoh pernyataan yang salah dalam mengambil kesimpulan; Mengingkari anta...

Filsafat Islam: Al-Farabi sebagai Guru Kedua

Oleh Dr. Fahruddin Faiz Al-Farabi nama aslinya adalah Abu Nasir Muhammad Ibn Muhammad Ibn Tarkhan Ibn Uzalah al-Farabi. Dikenal juga sebagai Alpharabius, Al-Farabi atau Farabi atau Abenasir. Al-Farabi adalah Ilmuan, cendekiawan Muslim dan juga Filosof Islam dari Farab, Kazakhstan. Al-Farabi hidup pada tahun 870 sampai 950, usianya genap 80 tahun. Al-Farabi juga dikenal sebagai guru kedua setelah Aristoteles, karena kepandaiannya dalam memahami karya-karya filsafat Aristoteles yang dikenal sebagai guru pertama dalam ilmu filsafat. Al-Farabi hidup pada masa kekhalifahan Dinasti Abbasyiah yang monarki. Al-Farabi lahir di masa kekhalifahan Mu’tamid (869-892 M) dan meninggal pada masa kekhalifahan Al-Muthi (946-974 M). Kondisi politik saat itu tidak stabil hal inilah juga disebut periode paling kacau, namun tidak mematahkan Al-Farabi untuk melanjutkan pengembaraan dalam pencarian ilmunya. Dari Turki ke Bagdad, kemudian ke Syria, kemudian berakhir di Damaskus. Kepakaran Al...